Rabu, 01 Juni 2011

Membaca Adalah Hak




Membaca pada dasarnya termasuk aktivitas mental. Kondisi psikologis anak sangat
menentukan untuk berkomunikasi dengan bacaan. Beberapa faktor psikologis anak saat
melakukan kegiatan membaca antara lain:
1. Bilamana anak membaca karena ingin dipuji,maka cara membacanya juga menjadi
berubah-ubah sejalan dengan perubahan warna pujian yang diharapkan.
2. Bilamana anak merasa tertekan karena dipaksa membaca, kegiatan membacanya akan
terkontaminasi oleh jiwa yang tertekan itu.
3. Bilamana anak membaca karena harus menjawab tes di sekolah, cara membacanya juga
terkontaminasi dengan jiwanya yang serba gelisah kalau buku yang dibacanya tidak sesuai
dengan soal yang akan keluar.
4. Bilamana anak membaca karena ingin menambah pengetahuan, maka cara
membacanya sejernih niat dan pola pikirnya terhadap membaca.

Membaca adalah Hak
Pekerjaan untuk orang tua adalah:
Bagaimana caranya mengarahkan agar anak-anak kita membaca hanya dengan keinginan
mendapatkan pengetahuan. Orang tua harus melakukan pendekatan secara religius, merubah
cara pandang anak tentang kegiatan membaca yaitu harus dapat diyakini bahwa banyak
membaca dapat membantu dalam menghadapi berbagai kondisi, di antaranya memudahkan
untuk menjawab tes di sekolah.
Kita harus dapat merubah cara pandang anak terhadap kegiatan membaca. Selama ini banyak
yang memandang membaca sebagai suatu kewajiban, cara pandang ini lahir sebagai akibat
pengaruh dari dunia pendidikan formal atau dari guru-guru di sekolah mereka. Dalam rangka
mendidik anak, guru tidak jarang memerintahkan anak agar membaca. Setiap anak yang malas
membaca tidak jarang pula mendapatkan hukuman fisik maupun non fisik (kejadian ini pernah
saya alami sewaktu menuntut ilmu di bangku SD).
Begitu seringnya proses ini berlangsung semenjak anak menuntut ilmu dari bangku SD sampai
SMA dan begitu lamanya proses ini berlangsung, sehingga anak memandang bahwa membaca
sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Rubahlah
cara pandang membaca seperti ini karena selain tidak baik, anak akan berpikir kalau tidak
dilakukan, maka anak akan merasa bersalah. Membaca adalah hak, anak harus mengambil
dan memilikinya. Keinginan yang tidak sedikit bilamana hak itu tidak diambil atau digunakan.

Membaca Setiap Hari adalah Hak Anak dan Hak Setiap Orang
Membaca adalah Rahmat
Membaca adalah rahmat yang tidak lain merupakan pengakuan terhadap Allah Sang Maha
Pemberi Rahmat, karena kita memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam membaca. Bila
seseorang tidak diajarkan oleh orang tuanya untuk dapat membaca dan tidak pula dimasukkan
ke sekolah formal/informal, hampir dapat dipastikan orang ini menjadi orang yang buta aksara.
Maknanya rahmat membaca bukanlah seperti rahmat hujan yang jatuh dari dari langit, bukan
juga seperti rahmat cahaya yang dipancarkan oleh matahari.
Rahmat membaca diperoleh dari Allah swt. dengan susah payah, susah payah orang tua, guru,
serta keuletan dan ketabahan diri anak itu sendiri adalah cara mensyukuri rahmat Allah swt.
yang telah memberikan penglihatan mata pada kita semua untuk menambah pengetahuan
dengan cara membaca. Malas membaca berarti tidak mensyukuri nikmat mata yang diberikan
Allah swt. kepada kita. Malas membaca bermakna juga mengingkari ni'mat-Nya.

Membaca adalah Ibadah
Membaca dalam pengertian untuk mendapatkan info positif yang tidak merusak moral
merupakan ibadah. Secara leksikal, ibadah di antaranya bermakna semua perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah swt. yang didasari oleh ketaatan terhadap perintah-Nya.
Pengamatan 2 perilaku anak dalam hal membaca:
1. Anak yang tergolong santai dalam sekolah dan membaca buku, mereka memandang
buku sebagai sesuatu yang membosankan, hal yang selalu menghantui pikiran mereka adalah
nilai.
2. Anak yang serius sekolah dan membaca buku, mereka memandang nilai adalah bukan
faktor utama, yang terpenting buat mereka adalah memperoleh pengetahuan dan selalu
mengisi waktu luang dengan aktivitas membaca buku.
Anak yang tergolong santai dan malas membaca buku, tidak memandang membaca sebagai
ekspresi diri berbakti kepada Allah yang Maha Kuasa. Alhasil, hanya ijazah yang menjadi tujuan
mereka sekolah. Sedangkan anak yang tergolong rajin, melakukan kegiatan belajar dengan
membaca buku didasari pada keinginan yang luhur, yang nilai ibadahnya tinggi. Apabila
dilakukan dengan cara sungguh-sungguh dan dengan niat karena Allah swt yang Maha
Pemberi Ilmu dengan kecintaan, anak ini akan berhasil dalam meraih cita-citanya dengan cara
membaca buku dan mempunyai wawasan yang luas.

Membaca adalah Amanah
Membaca harus dipandang sebagai amanah. Bagaimana bila tidak melaksanakan amanah?
Secara sosial, amanah untuk melakukan aktivitas membaca datang dari pendidik/guru
termasuk orang tua di Rumah. Sejak dulu para pendidik/guru selalu menyerukan agar
murid-murid rajin dan disiplin dalam hal membaca buku. Secara implisit, guru menyebutkan
buku pegangan atau referensi untuk mata pelajaran yang diasuhnya. Artinya, guru
mengamanahkan agar anak didiknya rajin membaca buku.

Bahan Renungan untuk Para Orang Tua
1. Mendidik anak menjadi pembaca sukses merupakan hak anak dari orang tua. Artinya,
orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anak supaya anak sukses di kemudian hari.
Dalam dunia pendidikan, secara normatif kesuksesan anak dapat dilihat dari faktor
sukses-tidaknya anak menjadi pembaca. Pembaca sukses berpeluang besar untuk
memperoleh pengetahuan dari banyak sumber tertulis.
2. Orang tua harus memiliki kemauan yang relatif besar untuk menjadi pendidik guna
membimbing anak-anaknya menjadi pembaca sukses. Berhasil-tidaknya seorang anak menjadi
pembaca sukses tergantung pada kemauan orang tuanya. Dalam kondisi ini, anak berfungsi
sebagai objek. Semoga bermanfaat. []

Diambil dari Ahmad Syafi'i Ponpes Yapink

Tidak ada komentar:

Posting Komentar